Carut Marut SPMB Kota Cimahi Lajur Prestasi, Hasil Penyeleksian Berbeda Sampai Ketentuan Penentuan Score

Cimahi: Beberapa orangtua calon siswa yang ikuti Mekanisme Akseptasi Siswa Baru (SPMB) 2025 di Kota Cimahi lewat lajur prestasi sedih dengan ketentuan yang diaplikasikan oleh Dinas Pendidikan Kota Cimahi. Informasi hasil penyeleksian juga berbeda walau telap diputuskan lewat situs
Hal tersebut diutarakan Pitri Handayani, salah seorang orangtua yang ikuti SPMB di Kota Cimahi lewat lajur prestasi akademis dengan nilai rapor untuk anaknya.

Pitri menjelaskan awalannya nama anaknya muncul pada situs sah SPMB Kota Cimahi dan dipastikan diterima oleh sekolah tujuan yaiti SMPN 2 Cimahi di hari informasi, Sabtu, 14 Juni 2025.
“Dapat informasi lolosnya cocok hari informasi tanggal 14 (Juni 2025). Sesudah di unduh hasilnya, tidak lama itu mekanismenya mendadak down, pada tidak dapat akses,” kata Pitri ke
Pitri juga tidak demikian mempedulikan dengan mekanisme SPMB yang tidak dapat dijangkau ketika tersebut. Karena dia berpikiran hasil penyeleksian untuk anaknya sudah keluar dan diterima di sekolah tujuan.

Tetapi dianggap Pitri, saat mekanisme SPMB Kota Cimahi itu dapat dijangkau lagi satu hari sesudah informasi, nama anaknya tidak ada pada mekanisme akseptasi itu. Walau sebenarnya awalnya nama anaknya sudah dipastikan diterima di sekolah tujuan pertama.

“Terus cocok on kembali, esok subuhnya (tanggal 15 Juni 2025) cocok dilihat tidak ada nama anak aku. Nach malamnya baru ada surat kembali, bila anak aku tidak lulus atau mungkin tidak diterima,” papar Pitri.

Informasi susulan itu juga membuat Pitri benar-benar kaget karena mengatakan anaknya gagal lolos. Dia juga coba lakukan verifikasi ke Dinas Pendidikan Kota Cimahi lewat akun sosial media untuk pastikan status anaknya itu dalam SPMB.

“Jadi mendadak ada ketetapan masalah berat jarak dalam tentukan score akhir. Walau sebenarnya tidak ada ketetapan masalah itu saat sebelum nya. Yang aku tahu jika rapot ya rapot saja. Jika jarak itu dampak nya di domisili. Kalaulah ada pembobotan, kan tentu tercantum pada awal, kaya penyeleksian pelajar SMK. Kan itu diterangkan ya, berat IPA dan IPS iya memengaruhi score akhir,” papar Pitri.

Sementara Anggraeni satu diantara orangtua calon siswa yang lain juga akui benar-benar sedih dengan tidak transparannya Disdik Kota Cimahi dalam SPMB 2025. Anggraeni yang ikuti SPMB Kota Cimahi lewat lajur prestasi dengan nilai rapot, tidak ketahui ada ketentuan pengkalian yang sudah dilakukan team klarifikasi dalam penetapan score akhir

“Anak aku turut lajur prestasi karena tinggal di luar Cimahi, aku ada di Kabupaten Bandung Barat, masih tetangga sebenarnya. Aku optimis supaya anak aku turut lajur prestasi dengan nilai rapot, tetapi aku tidak tahu jika ada ketentuan atau mekanisme pengkalian nilai untuk calon siswa asal Cimahi,” ungkapkan Anggraeni.

Dia menjelaskan bila calon siswa asal Kota Cimahi memperoleh hak spesial dengan berat nilai pengkalian 1.5. Tetapi calon siswa di luar Cimahi tidak memperoleh berat pengkalian itu, hingga lajur prestasi dipandang cuma menampung calon siswa asal Cimahi yang berjalan pada 10-13 Juni 2025.

“Jika contohnya ketentuan itu diumunkan sejak awal kali, otomatis kita tidak turut lajur prestasi ke Kota Cimahi, tidak perlu bulak kembali mengurusin saat registrasi. Tetapi ini kan tidak ada informasi benar-benar, dan bagaimana juga bila anak aku reratanya nilai 100 juga tidak dapat masuk di cimahi juka ketentuan berat pengkalian 1.5 cuma khusus asal Cimahi,” papar Anggraeni.

Sementara Kepala Disdik Kota Cimahi, Nana Suyatna, tidak memberi respon dengan tentu berkaitan keluh kesah orangtua calon siswa yang ikuti SPMB lewat lajur prestasi. Nana juga merekomendasikan supaya orangtua calon siswa untuk sampaikan keluh kesah itu ke pusat aduan Disdik Cimahi.

“Selainnya ke aduan, ortu/pelajar dapat menanyakan secara langsung ke sekolah tujuan, krn di sekolah data detil sama sesuai ketetapan yang diterima ada. Punten abdi nuju giat dimesjid serangkaian hut Cimahi ((maaf aku sedang giat di mushola serangkaian hut Cimahi). Dapat contact dengan bu sekdis sebagai ketua panitia SPMB (maaf aku sedang giat di mushola serangkaian hut Cimahi),” kata Nama lewat pesan singkat ke

Pemerintah kota Cimahi Dorong Pengendalian Sampah Habis di Tingkat Kelurahan

Pemerintahan Kota (Pemerintah kota) Cimahi menggerakkan pengendalian sampah harus habis pada tingkat kelurahan. Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira ungkap rerata volume sampah yang dibuat warga Kota Cimahi, Jawa Barat capai 250 sampai 270 ton setiap hari.

“Untuk ukuran Kota Cimahi, volume produksi harian semestinya dapat diatur lebih gampang. Tetapi, warga penginnya sampah kelar,” kata Adhitia dalam info tercatat, diambil pada Sabtu, 5 Juli 2025.

Awalnya, Pemerintah kota Cimahi sudah berlakukan peraturan pemilihan sampah dengan mekanisme hari organik dan hari anorganik. Meskipun begitu, Adhitia memandang peraturan itu harus ikut disokong kesadaran warga.

“Kelak ditata siapa pengurus pada tingkat RT-RW. Sampah harus usai di daerah. Di masing-masing daerah harus kelar,” paparnya.

Yang akan datang, Adhitia menarget TPS setiap kelurahan harus diperlengkapi tempat sortir, pengendalian organik, sampai tehnologi insinerator untuk endapan.

“Harus komplet. Setiap daerah harus rapi dan punyai sarana pengendalian,” ujarnya.

Disamping itu, Adhitia memandang kehadiran Bank Sampah, contohnya seperti pada Melong, benar-benar menolong untuk menuntaskan beberapa masalah sampah.

“Kami benar-benar hargai usaha beberapa praktisi pengendalian sampah yang sudah berusaha keras dan bereksperimen untuk menolong persoalan sampah di Kota Cimahi,” papar ia.

Menurut Adhitia, masalah sampah di Kota Cimahi sekarang ini disebabkan karena produksinya yang bertambah. Oleh karena itu, beberapa langkah itu diharap bisa menjadi jalan keluar dalam pengatasannya.

“Permasalahan sampah ini sedang menjadi trend ini hari, dan bagaimana menanggapinya dengan cari jalan keluar supaya teratasi secara baik di Kota Cimahi,” bebernya.